Aspek Motivasi Belajar dan Kecerdasan Emosi dalam Novel Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi

(Artikel ini telah dimuat Jurnal Lingua-Humaniora)

Hari Wibowo,S.S., M.Pd.

PENDAHULUAN

Perkembangan sastra di Indonesia berjalan cepat secepat peradaban yang terjadi di Indonesia, berbagai genre sastra lahir dari penulis-penulis muda yang membawa semangat pembaruan. Sebut saja Andrea Hirata salah satu tokoh muda yang mampu menggoncang Indonesia dengan karyanya yang menjadi best seller, bahan skripsi dan tesis, bahkan konon kabarnya menjadi bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan di Indonesia.

Sebagian sastrawan mengatakan bahwa karya sastra merupakan  replika kehidupan. Sementara itu menurut Weelek, sastra harus mempunyai unsur kegunaan (duce et utile) yang mengindikasikan bahwa sastra harus memberi pencerahan pada pembacanya.

Demikianlah perkembangan sastra Indonesia saat ini. Tetralogi, Laskar Pelangi (LP), Sang Pemimpin (SP), Edensor (Eds), dan Maryamah Karpov (MK), belum diterbitkan, bagi sebagian besar kalangan sangatlah memberi arti. Paling tidak, LP dan SP mampu membangkitkan gairah pendidikan di Indonesia. Kedua novel ini memberikan gambaran  nyata tentang pendidikan, baik yang berkaitan dengan perangkat keras maupun perangkat lunak.

Hal yang berkaitan dengan perangkat keras, misalnya sarana dan prasarana pendidikan, yang dalam kedua novel tersebut sangat minim, Sementara itu dalam keterbatasan sarana dan prasaran pendidikan tersebut siswa tetap giat belajar karena perangkat lunak yang diberikan oleh guru sangat luar biasa. Motivasi yang hampir setiap hari dituturkan oleh sang guru mampu membawa para siswa mencapai cita-citanya meski dengan segala keterbatasan. Motivasi dan teladan yang diberikan oleh para guru tersebut mampu menjadikan para siswa manusia yang tangguh.

Motivasi belajar yang rendah menjadi hal yang sering dialami oleh siswa di sekolah.  Banyak faktor yang dapat mempengaruhinya. Diantaranya sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah yang sangat minim dan SDM, dalam hal ini guru, yang masih belum maksimal dalam mengajar. Guru dalam hal ini belum menempatkan dirinya sebagai pendidik, melainkan sekadar mengajar dan menguji siswa saja. Inilah kondisi yang perlu diubah.

Di sisi lain, Dalam dunia pendidikan kita masih mengedepankan yang namanya kecerdasan intelegensia (IQ). Barang siapa yang IQ-nya tinggi berarti dia kelak akan berhasil. Biasanya ilmu eksaktanya dominan dan selalu mendapatkan penghargaan dari guru atau pihak sekolah. Padahal tidak sepenuhnya benar,  berdasarkan penemuan Daniel Goleman, bahwa Kecerdasan Emosi (EQ) lebih penting dibandingkan kecerdasan intelegensia. Menurutnya Keberhasilan seseorang bukan hanya ditentukan oleh IQ-nya saja tetapi juga harus memiliki EQ yang baik.

Masalah Motivasi Belajar dan Kecerdasan Emosi  merupakan dua aspek yang sangat menarik untuk dikaji. Keduanya akan kita temukan  secara berbeda dan sangat menarik tatkala membaca dua novel Andre Hirata, Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi . Sebagai sebuah novel yang mampu  menyuguhkan semangat yang berkobar dalam menempuh pendidikan dan memberikan  hati kepada  anak-anak bagaimana menjadi unggul dan meraih prestasi cemerlang dalam dunia pendidikan.

Kedua aspek ini dimunculkan pengarang, Andrea Hirata, melalui pengalaman masa kecilnya ketika Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) di sebuah perkampungan bernama Belitong. Pengarang memberikan deskripsi yang sangat lugas bagaimana kondisi dan suasana bersekolah di sana. Selain itu, Pengarang juga menampilkan bagaimana perjuangan dan dorongan seorang guru dan pimpinan sekolah terhadap siswanya, yang meski segelintir,  yakni sepuluh siswa.

Melihat dua aspek yang sangat esensi dalam dunia pendidikan  di atas, peneliti  sangat perlu mengangkat kedua novel di atas sebagai objek penelitian. Peneliti  mencoba mengekplorasi kedua novel ini dikaitkan dengan masalah motivasi belajar dan kecerdasan emosi dengan rujukan pustaka.

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan  pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan masalah  sebagai berikut. Apakah dua aspek psikologi, yakni motivasi belajar dan kecerdasan emosi dalam novel LP dan SP  menjadi penentu atas keberhasilan siswa dalam belajar dan meraih cita-cita?

Tujuan penelitian ini adalah memberikan deskripsi tentang aspek motivasi dan kecerdasan emosi yang terdapat  dalam Novel  LP dan SP.

Manfaat penelitian ini, terutama bagi para guru dan siswa, sebagai acuan atau pedoman bagaimana seharusnya berbuat. Bagi guru, bagaimana berlaku sebagai pendidik yang baik. Bagi siswa, bagaimana menjadi siswa yang penuh semangat belajar mengejar dan meraih cita-cita. lengkapnya silakan unduh di sini!